Jumat, 31 Agustus 2012

●◇●MENGAPA HATI KITA KERAS ?●◇●

○BismillaahirRohmaanirRohiim○ Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan dalam kitabnya Bada’i al-Fawa’id [3/743], “ Tatkala mata telah mengalami kekeringan disebabkan tidak pernah menangis karena takut kepada Allah ta’ala, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya keringnya mata itu adalah bersumber dari kerasnya hati. Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.” Nabi SholAllahu'alaihi wassalam pun berdoa kepada Allah agar terlindung dari hati yang tidak khusyu’, sebagaimana terdapat dalam hadits, “ Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari hawa nafsu yang tidak pernah merasa kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan. ” (HR. Muslim [2722]). Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu'anhu, dia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu? Apakah keselamatan itu?”. Maka Nabi menjawab, “Tahanlah lisanmu, hendaknya rumah terasa luas untukmu, dan tangisilah kesalahan-kesalahanmu.” (HR. Tirmidzi [2406], dia mengatakan; hadits hasan. Hadits ini disahihkan al-Albani dalam Shahih at-Targhib [2741]). Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullah mengatakan [al-Bidayah wa an-Nihayah, 10/256], “Segala sesuatu memiliki ciri, sedangkan ciri orang yang dibiarkan binasa adalah tidak mampu menangis karena takut kepada Allah.” ☆Di antara sebab kerasnya hati adalah : ★Berlebihan dalam berbicara ★Melakukan kemaksiatan atau tidak menunaikan kewajiban ★Terlalu banyak tertawa ★Terlalu banyak makan ★Banyak berbuat dosa ★Berteman dengan orang-orang yang jelek agamanya ☆Agar hati yang keras menjadi lembut Disebutkan oleh Ibnu al-Qayyim di dalam al-Wabil as-Shayyib [hal.99] bahwa suatu ketika ada seorang lelaki yang berkata kepada Hasan al-Bashri, “ Wahai Abu Sa’id! Aku mengadu kepadamu tentang kerasnya hatiku.” Maka Beliau menjawab, “ Lembutkanlah hatimu dengan berzikir.” ☆Panduan agar hati menjadi lembut dan mudah menangis karena Allah : ●Mengenal Allah melalui nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya ●Membaca al-Qur’an dan merenungi kandungan maknanya ●Banyak berzikir kepada Allah ●Memperbanyak ketaatan ●Mengingat kematian, menyaksikan orang yang sedang di ambang kematian atau melihat jenazah ●Makanan yang halal ●Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat ●Sering mendengarkan nasihat ●Mengingat kengerian hari kiamat, sedikitnya bekal kita dan merasa takut kepada Allah ●Menitiskan air mata ketika menziarahi kubur ●Mengambil pelajaran dari kejadian di dunia seperti melihat api lalu teringat akan neraka ●Berdoa ● Memaksa diri agar boleh menangis di kala sendirian [diringkas dari al-Buka' min Khas-yatillah, hal. 18-33 karya Ihsan bin Muhammad al-'Utaibi] 「Semoga hatiku, hatimu, dan hati kita semua senantiasa dalam kelembutan」 Aamiin Ya Robbal'alamin ―Keep Istiqomah― Sumber Fb : Apple
Read more >>

Amalan-amalan Ahli Surga

عَنْ مُعَاذٍ قال: قُلتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَخْبِرْ نِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِيْ مِنَ النَّارِ، قَالَ: لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ وإنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ عَلَيْهِ: تَ عْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بهِ شيئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وتَحُجُّ البَيْتَ ثمَّ قَالَ: أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنةَّ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ، الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وصَلاَةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ، ثمَّ تَلاَ: تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ حَتَّى بَلَغَ: يَعْمَلُوْنَ ثُمَّ قالَ: أَلاَ أُخْبِرُكُ برَأْسِ اْلأمْرِ وعَمُوْدِهِ وذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟ قُلْت: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: رَأْسُ اْلأمْرِ اْلإِسْلاَمُ، وعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ، وذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ، ثُمَّ قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ، قَالَ، كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا، قُلْتُ: يَا نَبيَّ اللهِ، وإنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِيْ النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ، أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلسِنَتِهِم Muadz bin Jabal ra. menuturkan: Aku berkata, “Ya Rasulullah, beritahu aku amal yang bisa memasukkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka.” Rasul saw. bersabda, “Sungguh engkau bertanya tentang perkara yang agung dan sungguh hal itu mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah: engkau menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan Dia dengan apapun; mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah.” Kemudian beliau bersabda, “Maukah engkau, aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai dan sedekah itu menghapus kesalahan seperti air memadamkan api dan shalat seseorang di tengah malam.” Kemudian beliau membaca ayat (yang artinya): “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap; mereka pun menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan (TQS as-Sajdah [32]: 16-17). Kemudian beliau bersabda, “Maukah engkau, aku beritahu kepala, pilar dan puncaknya perkara?” Aku katakana, “Tentu, ya Rasulullah.” Beliau bersabda, “Kepala perkara adalah Islam. Pilar-pilarnya adalah shalat. Puncaknya adalah jihad.” Kemudian beliau bersabda, “Maukah engkau, aku beritahu kunci semua perkara itu?” Aku katakan, “Tentu, ya Rasulullah.” Beliau lalu memegang lisan beliau dan bersabda, “Jagalah oleh kamu ini.” Aku katakan, “Ya Nabi Allah, apakah kita akan dituntut (disiksa) karena apa yang kita katakan?” Beliau bersabda, “Semoga kamu selamat! Adakah yang menjerumuskan manusia ke neraka di atas wajah-wajah mereka atau di atas batang hidung mereka kecuali buah ucapan lisan mereka.” (HR at-Tirmidzi; ia berkata: hasan-shahih). Hadis ini juga dikeluarkan oleh Imam Ahmad, an-Nasai dan Ibn Majah. Muadz bin Jabal bertanya tentang amal yang bisa memasukkan dirinya ke dalam surga dan menjauhkan dirinya dari neraka. Hal itu merupakan perkara agung yang berat dan susah untuk dilakukan. Namun, hal itu akan mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah (lihat: QS al-Lail [96]: 5-7). Pemberian kemuda-han oleh Allah itu harus didahului oleh upaya dari manusia. Itulah taufik yang ditegaskan oleh hadis ini hanya datang dari Allah. Karena itu Rasul saw. di antaranya berdoa: وَاهْدِنِيْ وَيَسِّرْ الْهُدَى لِيْ Berilah aku petunjuk dan mudahkanlah petunjuk itu untuk diriku (HR Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan al-Bukhari dalam Adab al-Mufrad). Hadis ini juga menunjukkan bahwa amal itu jadi sebab orang masuk surga. Hal itu seperti yang dinyatakan di dalam al-Quran surat az-Zukhruf [43]: 72. Amal yang memasukkan pelakunya ke dalam surga dan menjauhkan dirinya dari neraka itu adalah menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan Dia dengan apa pun (tauhid), menegakkan shalat, berpuasa Ramadhan, menunaikan zakat dan berhaji ke Baitullah. Itulah rukun Islam dan semuanya adalah amal wajib. Artinya, amal-amal wajib itu bisa menjadi sebab seorang Muslim masuk surga. Lalu Rasul saw. menunjukkan pintu-pintu kebaikan, maksudnya adalah amalan-amalan sunnah. Sebab, kebaikan setelah amal-amal wajib itu adalah amal-amal sunnah. Pintu-pintu kebaikan itu adalah puasa, sedekah dan shalat malam. Puasa akan menjadi perisai, yaitu tameng yang melindungi pelakunya dari kemaksiatan di dunia dan dari siksa neraka di akhirat. Sedekah bisa menghapusal-khathî’ah (kesalahan), yaitu dosa-dosa kecil. Adapun dosa besar harus disertai degan tobat nashuha. Shalat malam juga menghapus al-khathî’ah. Rasul membaca ayat di atas untuk menunjukkan keutamaan shalat malam. Rasul juga pernah bersabda: أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْمَكْتُوْبَةِ الصَّلاَةُ فِىْ جَوْفِ اللّيْلِ Shalat paling utama setelah shalat wajib adalah shalat di tengah malam (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ibn Majah, ad-Darimi dan al-Baihaqi) Berikutnya Rasul saw. memberitahukan kepala, pilar dan puncak perkara (agama Islam). Ra’s al-amri (kepala atau pokok agama) adalah Islam—atau syahadatayndalam riwayat lainnya. Ungkapan ra’su (kepala) itu menunjuk-kan, Islam (syahadatayn) menjadi pokok yang membuat semua hal (amal) menjadi “hidup” di sisi Allah. Seperti makhuk jika dipotong kepalanya akan mati, begitu juga tanpa syahadatayn (Islam), semua amal akan mati, yaitu tiada berguna, sia-sia, di sisi Allah tidak diterima. Adapun pilar perkara (agama Islam) itu adalah shalat. Jika shalat tidak ditegakkan, agama ini runtuh, seperti bangunan tanpa pilar. Sementara itu, puncak (dzirwah as-sanâm) dari agama ini adalah jihad. Ini mengindikasikan dua hal. Pertama: jihad adalah salah satu amal yang paling tinggi, tentu setelah keimanan. Kedua: jihadlah yang bisa menjulangkan Islam menjadi yang tertinggi di antara agama-agama dan ideologi di dunia. Jihad menjadi thariqahuntuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Dengan jihad, halangan fisik yang menghalangi dakwah Islam bisa dihancurkan sehingga Islam bisa masuk dan tersebar di suatu negeri. Dengan jihad pula, perlawanan terhadap penyerang dan penjajah serta pembebasan negeri dan penduduknya dari penjajahan dan perbudakan bisa dilakukan. Karena itu Rasul saw. pernah bersabda: أَفْضَلُ اْلأَعْمَالِ إِيْمَانٌ بِاللهِ، ثُمَّ جِهَادٌ فِيْ سَبِيْلِ الله Amal yang paling utama adalah mengimani Allah, kemudian jihad di jalan Allah(HR al-Bukhari dan Muslim). Selanjutnya Rasul saw. menunjukkan kunci dari semua perkara itu, yaitu menjaga lisan. Artinya, menjaga dan mengontrol lisan merupakan pokok semua kebaikan. Hadis ini menunjukkan, di antara yang paling banyak menjerumuskan manusia ke neraka adalah buah dari lisannya. Rasul saw. juga bersabda: أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النارَ اَلْأَجْوَفَانِ: اَلْفَمُ وَالْفَرْجُ Yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka adalah dua rongga: mulut dan kemaluan (HR Ahmad dan at-Tirmidzi). Buah lisan itu maksudnya adalah balasan dan sanksi bagi perkataan yang haram. Manusia itu menanam kebaikan atau keburukan dengan perkataan dan amalnya, kemudian dia akan menuai hasilnya pada Hari Kiamat kelak. Siapa saja yang menanam kebaikan berupa perkataan atau amal, ia akan memanen kemuliaan. Sebaliknya, siapa saja yang menanam keburukan berupa perkataan atau amal, ia akan menuai penyesalan. Kemaksiatan ucapan itu banyak sekali, mulai yang paling besar berupa syirik dan kafir, dosa besar dan dosa kecil, berbicara tentang Allah tanpa pengetahuan, bersaksi palsu, sihir, qadzaf, berbohong, ghibah, namimah, berkata jorok, dsb. Buah lisan juga bisa memisahkan suami-istri, membuat saudara saling benci, dan adu domba yang membuat masyarakat saling bermusuhan. Lisan pula yang bisa memutarbalikkan yang benar jadi terkesan batil dan yang batil jadi seolah benar, bisa mempercantik keburukan dan kebatilan, bahkan mengajak pada syirik dan kekafiran. Sebelum berbicara harus benar-benar dipikirkan dan direnungkan bahwa ucapan itu merupakan kebenaran dan kebaikan. Jika ucapan itu sekadar mubah saja, tidak bermanfaat, hendaknya ditinggalkan atau diminimalkan seminimal mungkin sebab jika sibuk dengannya bisa menyia-nyiakan waktu dan itu merupakan kerugian. Apalagi pembicaraan yang jelas merupakan keburukan, maksiat atau dharar dan tidak bermanfaat. Karena itu setiap Muslim harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengatur dan mengontrol lisannya. WalLâh a’lam bi ash-shawâb. Sumber Fb : Strawberry
Read more >>

Selasa, 28 Agustus 2012

Tidur

Tidur adalah tanda kebesaran sekaligus nikmat yg Allah SWT karuniakan kpd manusia. "Dan diantara tanda2 kekuasaan-Nya adalah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demik ian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan" (QS. ar-Ruum/30: 23) Tidak ada aktifitas yg menyita waktu kecuali tidur. Umumnya, 1/3 usia manusia dipergunakan utk tidur. Alokasinya lebih banyak dibanding utk bekerja, belajar, bermain, atau menjalankan ibadah ritual. Ada sebuah hitung2an dari Imam al-Ghazali: "Andai seorang itu tidur selama 7-8 jam sehari, maka dalam usia 60 tahun, ia telah tidur selama 20 tahun. Tinggal usianya digunakan antara beribadah, bermain, melakukan kesia-siaan dan maksiat". Tidur hakikatnya adalah kematian yg tertunda (QS. Az-Zumar/39: 42). Rasulullah SAW pun dlm bbrp hadistnya mempersamakan tidur dgn kematian. Ketika hendak tidur misalnya, beliau selalu berdo'a: بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وَأَمُوْتُ "Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati" (HR Bukhari dan muslim) Selamat tidur saudaraku.. Semoga rahmat dan kasih sayang Allah senantiasa tercurahkan kepada kita semua. Dan semoga kita dapat berjumpa dgn fajar esok hari.. Amin.. Jangan lupa wudhu dulu.. :)
Read more >>

Sabtu, 25 Agustus 2012

Selalu Bersyukur

sesungguhnya,Kebahagiaan mungkin tak selalu dibungkus dengan indah... Terkadang ALLAH SWT membungkusnya dengan masalah, tapi diisi dengan berkat dan keindahan di dalamnya... Wahai penerima bungkusan, jangan resah jika bungkusan yang diterima tidak seperti yang kita bayangkan dan idamkan, namun ketahuilah ALLAH lebih mengetahui yang terbaik untuk hamba-NYA. Jadilah seorang hamba yang sentiasa bersyukur dengan setiap pemberian daripada NYA, sama ada ujian, berita mengembirakan, kesedihan, kesulitan dan sebagainya.Laluinya dengan redha kerana kita memburu mardhotillah.. Hanya perlu sedikit bersabar untuk menemukan kebahagiaan itu..insya ALLAH ALLHURABBI ^_^
Read more >>

Jumat, 24 Agustus 2012

Inilah 4 Alasan Hari Jum'at Begitu Penting Bagi Seorang Muslim

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥ Hari Jumat mempunyai kedudukan tersendiri di dalam Islam, baik dari sisi keutamaan, sejarahnya dan juga disyariatkan amal-amalan sunnah yang berlipat ganda pahalanya. Karenanya, sangat wajar jika kita menyambutnya sepenuh hati dan suka cita, bahkan Rasulullah SAW juga menyebutnya sebagai hari raya. Jumat memang hari raya pekanan, yang kadang sering terlupakan. Anda bisa mengkaji lebih jauh seputar fenomena hari raya Jumat dalam postingan saya terdahulu : Jumat Hari Raya Pekanan Kita. Agar kita bertambah semangat dalam menyambut hari Jumat, dan mengisinya dengan sekian amal unggulan, maka perlu kita sedikit melihat apa sesungguhnya keistimewaan hari Jumat. Berikut alasan kita bergembira di hari Jumat, sesuai dengan pengabaran hadits dan riwayat shahih diantaranya sebagai berikut : Pertama : Karena Hari Jumat sebagai hari terbaik dan bersejarah Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Hari terbaik terbitnya matahari adalah pada hari jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu tersebut dia dikeluarkan dari surga” (HR. Muslim) Sebagai hari terbaik, maka layaklah kiranya kita menyambut dengan segenap kebaikan dalam semangat dan niatan beribadah. Harus ada yang berbeda pada hari jumat, sebagaimana sejarah dan syariat kita telah mencontohkannya. Kedua : Karena inilah hari raya kita Di antara keutamaan hari Jumat adalah Allah subhanahu wata’ala menjadikan hari tersebut sebagai hari raya pekanan bagi kaum muslimin. Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya hari ini adalah hari raya, Allah menjadikannya istimewa bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang akan mendatangi shalat jum’at maka hendaklah dia mandi”. (Ibnu Majah) Setiap hari raya memunculkan keceriaan dan kebahagiaan, maka mari jadikan hari Jumat ini sebagai berbagi kebahagiaan, baik kepada orang lain maupun keluarga. Pastikan sedekah tertunaikan, dan pastikan menu hari penuh kenangan. Ketiga : Karena pada hari Jumat doa kita lebih Mustajabah Kita berbahagia karena inilah hari terbuka peluang doa kita. Mari mengisinya dengan bermunajat kebaikan sembari melantunkan doa-doa penuh harapan, khususnya pada waktu-waktu yang mustajab sebagaimana diisyaratkan Rasulullah SAW. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhhiyallahu a’nhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya pada hari jum’at terdapat satu saat tidaklah seorang muslim mendapatkannya dan dia dalam keadaan berdiri shalat dia meminta kepada Allah suatu kebaikan kecuali Allah memberikannya, dan dia menunjukkan dengan tangannya bahwa saat tersebut sangat sedikit. ( HR. Muslim no: 852 dan Al-Bukhari no: 5294) Keempat : Karena dosa-dosa kecil kita diampuni pada hari Jumat Siapa yang tidak punya dosa dalam menjalani hari-harinya ? Sungguh kita bukanlah malaikat yang bebas dari segala dosa. Setiap hari ada saja maksiat yang tanpa sengaja maupun sengaja kita jalani. Maka setiap jumat tiba, berharaplah ini menjadi momentum penggugur dosa. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : Sholat lima waktu, dari Jumat ke Jumat, dan Romadhon ke Romadhon, adalah penghapus dosa antara satu dan lainnya selama dijauhi dosa-dosa besar. (HR Muslim dan lainnya) ♥ Selamat mengisi hari Jum'at dengan amal penuh semangat. ♥ Subhanallah ...... Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ... Salam Terkasih .. Dari Sahabat Untuk Sahabat ... ... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ... ~ o ~ Salam santun dan keep istiqomah ... Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ... Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat .... #BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI# ------------------------------------------------ .... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....
Read more >>

Dimana Letak Rasa Syukur Kita?



SUATU ketika malaikat Jibril diperintah oleh Allah untuk bertanya kepada kerbau, apakah ia senang dan bahagia diciptakan sebagai sesekor kerbau. Maka pergilah Jibril menemui kerbau yang ketika itu sedang ber
enang di sebuah sungai di bawah teriknya sinar matahari. “Hai Kerbau, apakah engkau senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor kerbau?”

Si Kerbau menjawab, “Masya Allah, Alhamdulillâh saya senang dan bahagia sekali diciptakan Allah menjadi seekor kerbau, sehingga saya bisa berenang di air sungai seperti ini, daripada aku diciptakan sebagai seekor kelelawar yang mandi dengan air kencingnya sendiri.”

Kemudian, malaikat Jibril pun berangkat menemui kelelewar dan menanyakan apakah dia senang dan bahagia diciptakan sebagai kelelawar. “Hai kelelawar, apakah kamu senang telah dijadikan Allah sebagai seekor kelelawar?”

“Masya Allah, Alhamdulillâh, saya sangat senang dan bahagia diciptakan menjadi kelelawar, dengan sayap yang diberikan Allah saya bisa terbang ke mana saja dalam waktu yang singkat dan cepat, daripada saya diciptakan-Nya sebagai seekor cacing. Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perut,” jawab kelelawar.

Malaikat Jibril bergegas pergi menemui cacing yang tengah merayap di atas tanah. Jibril bertanya, “Wahai cacing kecil, apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor cacing?”

Cacing menjawab, “Masya Allah, Alhamdulillâh, saya sangat senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor cacing, daripada dijadikan-Nya aku sebagai seorang manusia. Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramak shaleh, ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya.”

Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita. Nikmat iman, nikmat sehat, nikmat penghidupan, dan masih banyak lainnya. Namun dengan sekian banyak nikmat yang Allah berikan seringkali kita lupa dan menjadikan kita makhluk yang sedikit sekali bersyukur, bahkan tidak bersyukur.

Syukur berarti merasa berbahagia dengan limpahan nikmat yang menjadi jembatan melaksanakan ketaatan di jalan Allah. Syukur juga berarti memperbanyak menebar puji-puji kepada Ilahi Rabbi, dengan lisan maupun hati.

Seperti celoteh kerbau, kelelawar, dan cacing kala mendapat pertanyaan Jibril, seperti itulah seharusnya pernik-pernik nikmat Allah kita bingkai dengan kalimat hamdalah dan berbaik sangka bahwa apa yang telah dipilihkan Allah selalu yang terbaik untuk kita.

Mari kita bersyukur Alhamdulillah kala kita punya banyak anak, mungkin tetangga kita yang telah menikah belasan tahun justru tak kunjung diberi momongan.

Mari kita bersyukur, Alhamdulillah, jika ada dari kita belum mempunyai anak padahal segala usaha sudah dilakukan. Tetap bersyukur secara berujar, “Masya Allah, Alhamdulillah, saya belum dikaruniai anak sehingga saya bisa lebih memiliki waktu luang, tenaga, dan materi untuk membantu saudara-saudara saya.”

Mari kita bersyukur secara berucap dengan lisan yang fasih, Alhamdulillah, meski ada dari kita yang belum menikah atau menemukan jodohnya. Tetaplah bersyukur. “Masya Allah, Alhamdulillah, bahagianya saya walaupun belum menikah. Saya bisa belajar lebih banyak mempersiapkan diri untuk kehidupan berkeluarga nanti. Saya juga punya waktu luang untuk berbakti kepada orangtua. Kalau sudah menikah, mungkin saya harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk keluarga dan orangtua. Masya Allah, Alhamdulillah!”

Sekarang, mari kita bertanya dengan pertanyaan yang sederhana saja. “Apakah kita, selama ini, menjadi bahagia karena besyukur ataukah kita menjadi orang yang bersyukur karena kita bahagia?”

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kehilangan nikmat (yang telah Engkau berikan), dari siksa-Mu yang mendadak, dari menurunkannya kesehatan (yang engkau anugrahkan) dan dari setiap kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim dari Ibnu Umar).*
 
Sumber : Fb Islam Agamaku
Read more >>

Sabtu, 11 Agustus 2012

Kisah Para Sahabat : Sa'ad bin Abi Waqqash



Oleh: K.H. Athian Ali M. Da'i, MA





Sosok Sa'ad dikenal dengan julukan "Singa Yang Suka Menyembunyikan Kukunya". Dikatakan "Suka Menyembunyikan Kukunya" karena memang sikap dan karakter sahabat Rasul yang satu ini orangnya sangat rendah hatl, tidak sombong. Julukan "Singa" digambarkan sebagai orang yang gagah berani dan menakutkan. Sifat "Singa" Sa'ad akan muncul manakala hak-hak Allah mulai diabaikan, dilecehkan atau diinjak-injak.

Kisah sahabat yang satu ini muncul ketika umat Islam pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khatthab sedang mengalami kekalahan dalam perang menghadapi pasukan orang-orang musyrikin, konon saat itu umat Islam yang gugur sebagai syuhada sebanyak 4 ribu orang. Menyikapi situasi dan kondisi yang demikian, di hadapan umat, Amirul Mukminin Umar bin Khatthab menyatakan siap akan berangkat sebagai panglima perang dan telah siap pula meninggalkan Medinah serta beliau pun sudah melimpahkan sementara kepemimpinan kekhalifahan kepada Ali bin Abi Thalib ra. Tapi, belum lagi Umar meninggalkan kota Medinah, beliau sudah diminta oleh para sahabat untuk kembali karena para sahabat di samping mengkhawatirkan atas keselamatannya, beliau pun masih sangat dibutuhkan menjadi khalifah. Yang paling kuat meminta beliau kembali adalah Abdurrahman bin Aufra.

    Menyikapi hal tersebut, Umar tidak begitu saja mau menerima usulan dari sebagian sahabat dan beliau pun meminta agar hal ini diputuskan dalam sebuah musyawarah. Hal ini menjadi satu pelajaran yang berharga bagi kita, bahwa di dalam Islam kita diperintahkan bermusyawarah untuk mufakat dalam berbagai bidang kehidupan. Allah SWT berfirman: "Bermusyawarahlah kalian dalam menetapkan suatu perkara" (QS. Ali Imran, 3:159). Juga dalam firman-Nya: "Dan perkara mereka itu harus diselesaikan secara musyawarah di antara mereka" (QS. Asy Syuuraa, 42:38). Dalam proses musyawarah ini tentu semua akan melihat masalah itu sesuai dengan aturan Allah untuk kemaslahatan Islam dan ummat Islam. Hal ini yang membedakan dengan sistim demokrasi yang mengambil keputusan dengan suara terbanyak, tapi dalam Islam yang diambil adalah yang benar walaupun jumlah suara sedikit.

    Ternyata hasil musyawarah para sahabat sepakat kepada usulan Abdurrahman bin Auf bahwa hendaknya niat Umar untuk memimpin langsung perang dibatalkan demi kelancaran pelaksanaan kekhalifahan. Umar pun menyepakatinya. Lalu siapa yang akan menjadi panglima perang kalau bukan saya, tanya Umar. Maka para sahabat pun merenung hingga kemudian Abdurrahman bin Auf
memberanikan diri mengangkat tangannya untuk sekadar bisa menunjukkan siapa sebagai calon panglima penggantinya. Kata Abdurrahman: "Saya sangat yakin betul dengan yang bersangkutan yaitu Sa'ad bin Malik az-Zuhri (Sa'ad bin Abi Waqqash). Maka sepakatlah para sahabat begitu nama Sa'ad dimunculkan sebagai panglima perang, karena para sahabat memandang bahwa beliaulah yang paling tepat untuk memikul amanah yang berat ini.

     Siapa Sa'ad dan apa latar belakang para sahabat berani mengusulkan beliau menjadi panglima perang? Sahabat yang mendapat julukan "Singa Yang Suka Menyembunyikan Kukunya" ini adalah seorang yang masuk Islam dalam usia yang sangat muda, 17 tahun. Para ahli sejarah mengatakan bahwa dialah orang ketiga yang masuk Islam, namun saat itu masih secara diam-diam. Banyak keistimewaan dari sahabat Rasul yang satu ini hingga para sahabat berani mengusulkan menjadi panglima perang. Dua keistimewaan yang sangat menonjol, pertama, dalam perang beliau sering disebut "Singa" karena dia dikenal pemberani, selalu berada di garda terdepan dalam kancah peperangan. Di Perang Badar, dia menjadi orang yang paling pertama maju di paling depan dan paling pertama melemparkan panahnya dan paling pertama pula dia terkena panah. Beliau terkenal dengan akurasi memanahnya sehinga nyaris panahnya tidak pernah meleset, selalu mengenai sasaran. Keistimewaan yang kedua, dia dikenal oleh para sahabat menjadi orang satu-satunya yang pernah dijaminkan oleh Rasul atas nama ayah dan ibunya. Dalam Perang Uhud, Rasul mengatakan: "Lemparkan panahmu hai Sa'ad, jaminanmu ayah dan ibuku". Dan berkata pula Ali bin Abi Thalib: "Saya belum pernah sekalipun mendengar Rasul menjaminkan kedua orangtuanya kecuali kepada Sa'ad", saya mendengar itu pada saat Perang Uhud.

    Selain dua keistimewaan yang dimiliki, Sa'ad juga memiliki dua senjata yang sangat luar biasa. Pertama, sasaran panahnya yang nyaris tidak pernah meleset. Kedua, doanya yang selalu dikabul oleh Allah. Dua senjata ini berkaitan dengan doa Rasul khusus untuk Sa'ad, di mana dalam sebuah hadits diriwayatkan Rasul pernah berdoa memohon kepada Allah SWT: "Ya Allah, tepatkanlah bidikan panah Sa'ad dan kabulkanlah segala doanya". Maka para sahabat pun yakin bahwa doa Sa'ad selalu makbul.

   Dalam kisah yang diriwayatkan oleh 'Amir bin Sa'ad, di mana dia berkata sesuatu ketika Sa'ad melihat seorang laki-laki mencaci maki Ali, Thalhah dan Zubair. Melihat kejadian tersebut Sa'ad berupaya mengingatkan yang bersangkutan untuk menghentikan caciannya, tetapi tetap saja yang bersangkutan tidak mau berhenti mencaci. Maka Sa'ad berkata: "Kalau begitu saya akan berdoa kepada Allah untukmu". Jawab laki-laki: "Saya melihat engkau mulai mengancam saya, seolah-olah engkau seorang nabi". Maka Sa'ad pun kemudian pergi meninggalkan yang bersangkutan, beliau mengambil air wudhu lalu shalat sunnah dua rakaat, Usai shalat, beliau mengulurkan kedua tangannnya sambil berdoa: Ya Allah sesunguhnya Engkau Maha tahu bahwa laki-laki ini telah mencaci maki orang-orang shaleh yang Engkau ketahui keshalehannya, maka berilah dia pelajaran jika itu akan baik baginya dan berikanlah tanda bahwa dia sudah mendapat pelajaran dari-Mu". Selesai beliau berdoa tidak berapa lama kemudian tiba-tiba keluar dari sebuah tempat seekor unta liar yang kelihatannya sedang mencari sesuatu, lalu ditabraknya laki-laki tersebut sampai dia jatuh di kaki unta itu dan si unta tidak pernah berhenti kecuali menginjak dirinya sampai akhirnya matilah laki-laki itu seketika!"

   Sebuah pelajaran berharga dapat dipetik hikmahnya bagi kita tentang doa Rasul terhadap Sa'ad, apakah cukup dengan doa Nabi saja seseorang akan menjadi orang yang seperti Sa'ad yang didoakan oleh Rasul? Tentu tidak! Karena Rasul pun mendoakan pamannya, Abu Thalib untuk mendapat hidayah ternyata hingga akhir hayatnya tidak dapat juga hidayah. Perlu digarisbawahi bahwa antara doa dengan usaha itu harus selalu menyatu. Oleh karena keshalehan Sa'ad maka bernilailah doa Rasul. Dan, yakinilah bahwa sebenarnya doa setiap orang yang shaleh pasti dikabul oleh Allah (QS. Al Baqarah, 2:186). Yang menjadikan doa Sa'ad makbul karena jangankan yang haram yang subhat pun beliau tidak mau memakan dan meminumnya.

   Jika kita cermati, erat sekali kaitan doa dengan makan minum yang haram. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: "Sesunggguhnya Allah Maha

   Sa'ad bin Abi Waqqash adalah orang yang sangat kaya, ketika Haji Wada' beliau sempat sakit dan dijenguk Rasulullah. Saat dijenguk beliau berkata kepada Rasul: Ya Rasulullah, saya dikarunia Allah banyak harta, dan tidak ada ahli warisku kecuali seorang anak wanita. Bolehkah saya bersedekah dengan dua pertiga harta saya? Nabi berkata: Tidak! Maka Sa'ad berkata: Bagaimana kalau setengahnya? Jawab Nabi: Tidak! Sa'ad berkata lagi: Bagaimana kalau sepertiganya? "Silakan" kata Rasul, sepertiga itu pun sudah cukup banyak. Jangan biarkan keluargamu dalam kondisi miskin dan meminta-minta kepada orang lain. Dan setiap nafkah yang kamu keluarkan dengan mengharap keridhaan Allah, pastilah akan diberi ganjaran bahkan walau sesuap makanan yang anda taruh di mulut istrimu" (HR. Bukhari)

   Sa'ad juga terkenal orang yang sangat takut kepada Allah. Beliau sering menangis jika mendengar khutbah Rasul. Suatu saat Rasulullah sedang berkumpul dengan para sahabat di sebuah majelis, tiba-tiba Rasul mengatakan: "Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang laki-laki penduduk surga". Tak lama kemudian, muncullah Sa'ad bin Abi Waqqash. Di antara sahabat yang penasaran ingin sekali mengetahui tentang ibadah apa saja yang dilakukan Sa'ad sehingga menjadi penduduk syurga adalah Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, hingga akhirnya Abdullah memutuskan untuk bermalam di rumah Sa'ad. Selama tiga malam di rumah Sa'ad, ternyata Abdullah tidak melihat ibadah khusus yang dilakukan Sa'ad, yang pada akhirnya Abdullah memberanikan diri mengatakan kepada Sa'ad seperti yang dikatakan Rasul. Sa'ad berkata: "Tak lebih dari amal ibadah yang biasa kita kerjakan, hanya saja saya tidak pernah menaruh dendam atau niat jahat terhadap seorang pun di antara kaum muslimin!"

   Sebuah kisah yang tak kalah menariknya untuk kita ambil hikmahnya kisah masuknya Sa'ad dalam pelukan Islam adalah tatkala Ibundanya gagal total menghalangi putranya untuk memeluk Agama Allah. Langkah terakhir ibundanya untuk dapat meluluhkan hati putranya untuk mau kembali ke ajaran nenek moyangnya dengan jalan mogok makan dan minum hingga berakibat dirinya dalam kondisi kritis. Saat ibundanya dalam kondisi kritis, dipanggillah Sa'ad untuk melihat kondisi ibundanya. Keteguhan keimanan Saad kepada Allah dan Rasul-Nya tak pernah lentur dan luntur, lalu didekatkannya wajahnya ke wajah ibunya dan dikatakan dengan suara keras: "Demi Allah, ketahuilah wahai bunda, seandainya bunda memiliki seratus nyawa, lalu ia keluar satu per satu, tidaklah aku akan meninggalkan Agama ini walau ditebus dengan apa pun juga! Maka terserah kepada ibu, apakah ibu akan makan atau tidak! Maka hal ini menjadi asbabun nuzul (turunnya ayat 15 QS. Luqman): "Dan apabila keduanya memaksamu supaya menyekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada bagimu ilmu tentang itu, maka Jangan engkau patuhi mereka dan pergaulilah mereka dengan baik di dunia".

   Betapa panjang lebar jika kita mau mengungkap tuntas kisah hidup para sahabat Rasul tak terkecuali pula Sa'ad bin Abi Waqqash. Akhir kisahnya, saat-saat menjelang beliau menghadap ke haribaan-Nya pada usia lebih dari 80 tahun, tatkala menjelang ajalnya, beliau memberi isyarat ke arah peti simpanannya yang berisi sehelai kain yang telah lapuk dan usang. Diingatkanlah keluarganya untuk mengkafani mayatnya nanti dengan kain tersebut sambil beliau mengatakan: "Telah kuhadapi orang-orang musyrik waktu Perang Badar dengan memakai kain itu dan telah kusimpan ia sekian lama untuk keperluan seperti pada hari ini".

   Berpulanglah beliau memenuhi panggilan-Nya dengan penuh rahmat dan ampunan-Nya untuk menerima janji Allah lewat Rasul-Nya sebagai penduduk Syurga.

Sumber : Lembar Kajian Syakhshiyyah Islamiyah dan FB : Strawberry

Wallahu a'lam bish-shawab.
Read more >>
SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG Topiqtrend SEMOGA SUKSES SELALU